PENDIDIKAN AGAMA DARI ORANGTUA DI RUMAH HUBUNGANNYA DENGAN AKHLAK SISWA DI SEKOLAH
( coretan belum jadi )
A.
Latar Belakang
Pendidikan merupakan masalah hidup yang tidak bisa pernah lepas
dari kehidupan manusia. Pendidikan juga sudah menjadi kebutuhan manusia untuk
mencapai kehidupan yang lebih baik dari kehidupan yang sebelumnya. Hal ini
dikarnakan, tanpa pendidikan, bangsa ini sulit meraih masa depan yang cerah,
damai dan sejahtera. Dan tanpa pendidikan yang kuat, dapat dipastikan bangsa
ini pun akan terus tenggelam dalam keterpurukan.
Menurut Muhibbin Syah (2008:40) Pendidikan adalah proses menumbuh kembangkan
seluruh kemampuan dan perilaku manusia melalui pengajaran. Menurut Bukhari Umar
(2010:29) Pendidikan agama islam adalah proses transformasi dan internalisasi
ilmu pengetahuan dan nilai nilai dari anak didik melalui penumbuhan
pengembangan potensi fitrahnya guna mencapai keselarasan dan kesempurnaan hidup dalam segala aspek. Untuk membentuk
manusia yang berkualitas bukanlah hal yang mudah tetapi harus diusahakan dengan
kerja keras .
Pendidikan itu merupakan tanggung jawab bersama antara orang tua,
pemerintah dan masyarakat. Atas dasar inilah maka pendidikan di negara kita
dibedakan kepada dua jalur, yaitu jalur sekolah dan jalur luar sekolah. Orang
tua merupakan pendidik pertama dan utama bagi anak-anak mereka, karena dari
merekalah anak-anak mulai menerima pendidikan. Dengan demikian bentuk pertama
dari pendidikan terdapat dalam keluarga. Orang tua atau ibu dan ayah memegang
peranan penting dan amat berpengaruh atas pendidikan anak-anaknya. Pertama-tama
seorang anak menerima pendidikan adalah dalam keluarga, maka baik tidaknya
situasi dalam keluarga akan sangat berpengaruh bagi setiap pribadi anak, kepada
orang tua diberikan amanah untuk memelihara dan mendidiknya.
Membina akhlak merupakan bagian yang sangat penting dalam tujuan
Pendidikan Nasional. Sebagaimana tercantum dalam Undang – Undang No. 20 Tahun
2003 tentang sistem pendidikan nasional yang menyatakan bahwa tujuan Pendidikan
Nasional adalah untuk mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia
yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri
dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggungjawab.
Menurut sebagian ahli bahwa akhlaq tidak perlu dibentuk, karena
akhlaq adalah gorizah yang dibawa manusia sejak lahir. Dalam pandangan ini,
maka akhlaq yang tumbuh dengan sendirinya walaupun tanpa dibentuk atau diusahakan.
(Abidin Nata, 1996 : 154). Namun pendapat lain mengatakan bahwa akhlaq adalah
hasil dari pendidikan, latihan, pembinaan dan perjuangan keras dan sungguh –
sungguh. Sedangkan pendidikan akhlak diartikan sebagai suatu kegiatan yang
bertujuan untuk membentuk manusia agamis dengan menanamkan aqidah keimanan,
amaliah dan budi pekerti atau akhlak yang terpuji untuk menjadi manusia yang
taqwa kepada Allah swt.
Pendidikan akidah harus ditanamkan kepada generasi muda harapan bangsa.
Akidah merupakan inti dasar keimanan seseorang yang harus dilakukan dalam
rangka pembentukan karakter berbasis akidah dalam kehidupan mereka untuk
meneruskan perjuangan agama Islam. Hal ini selaras dengan anjuran Allah SWT.
Pendidikan akidah merupakan process of instruction an training, yaitu kegiatan
membimbing anak manusia menuju kedewasaan dan kemandirian. Kesadaran akan
tanggung jawab mendidik dan membina anak secara terus menerus perlu di
kembangkan kepada setiap orang tua, mereka juga perlu di bekali dengan
teori-teori pendidikam modern sesuai dengan perkembangan zaman. Dengan
demikian, tingkat dan kualitas materi pendidikan yang diberikan dapat digunakan
anak untuk menghadapi perubahan oleh perbedaan tempat dan waktu. Bila hal ini
dapat di lakukan oleh setiap orang tua, maka generasi mendatang telah mempunyai
kekuatan mental menghadapi perubahan dalam masyarakat. Untuk dapat berbuat
demikian, tentu saja orang tua perlu meningkatkan ilmu dan keterampilannya
sebagai pendidik pertama dan utama bagi anak-anaknya. Upaya yang dapat ditempuh
untuk meningkatkan kualitas diri orang tua antara lain dengan cara belajar
seumur hidup, sebagai diajarkan oleh Nabi Muhammad SAW, yaitu :
“Belajar seumur hidup dan menuntut ilmu itu wajib bagi setiap
muslim dan muslimat tanpa kecuali.” Oleh karena itu, para orang tua yang ingin
menanamkan kesadaran beragama kepada anak-anaknya, haruslah memahami dengan
jelas, bahwa masalah agama adalah hal yang sangat urgen (penting, utama).
Ada 3 (tiga) faktor mengapa kesadaran beragama perlu ditanamkan
sedini mungkin kepada anak-anak.
1.
Agama
memberikan bimbingan dalam kehidupan manusia sejak masih anak-anak, dimasa
dewasa, sampai kepada hari tua, agar beradab, bermoral lahur dan
berprikemanusiaan.
2.
Agama
dapat menolong manusia sejak masa anak-anak agar menjadi seorang yang tabah,
seorang yang sabar dan pikirannya terbuka dalam menghadapi problema yang ada.
3.
Agama
dapat membimbing anak-anak dapat hidup tenang, jiwanya lebih tentram, dan
terhindar dari godaan serta cobaan. Dengan demikian, anak-anak akan merasa
bahwa Tuhan telah turut campur dan bersedia menolong mereka untuk menanggulangi
masalah yang dihadapi dalam mencapai cita-cita mereka.
Berdasarkan hal tersebut, terdapat suatu dugaan bahwa orang tua
baik secara langsung maupun tidak langsung dapat berpengaruh terhadap
pendidikan akhlak anak.
Fenomena Pada kenyataan di
lapangan usaha-usaha membina akhlaq melalui berbagai lembaga pendidikan dan
mulia berbagai macam metode terus dikembangkan. Ini menunjukan bahwa akhlaq
memang pelu dibina dan pembinaan ini ternyata membawa hasil berupa terbentuknya
pribadi-pribadi muslim yang berakhlak mulia, taat kepada Allah dan Rosul-Nya,
hormat kepada ibu bapaknya dan sebagainya.
Untuk itu harus ada upaya pembinaan terhadap siswa di sekolah
ataupun di luar sekolah, baik itu oleh orangtua atau guru sebagai pendidik.
Upaya tersebut agar dilakukan dalam hubungan kerjasama yang harmonis, baik
memalui pendidikan dalam keluarga maupun pendidikan (pembinaan mental) yang
diselenggarakan oleh masyarakat.
Namun pada kenyataannya di lapangan, tidak sedikit kendala untuk
mewujudkan kerjasama semacam itu baik dikarenakan tingkatan pendidikan orang tua
yang rendah, kesibukan orangtua, maupun linkungan masyarakat yang kurang
menunjang. sehingga masih banyak anak yang melakukan tindakan kriminal yang
dilakukan para siswa dan seringnya terjadi tawuran antar pelajar, bertingkah
laku tidak sopan, berbicara yang kasar, dan tidak menunjukan pribadi akhlak
yang terpuji. sebagai akibat dari tidak berhasilnya Pembinaan Akhlaq dan Budi Pekerti
pada siswa. Kegagalam pembina akhlaq akan menimbulkan masalah yang sangat
besar, bukan saja pada kehidupan bangsa saat ini tetapi juga masa yang akan
datang. Disamping banyaknya, orang tua yang kurang mengerti terhadap pendidikan
anak, bahkan ada orang tua yang tersinggung ketika menerima laporan mengenai
keburukan tingkah laku anaknya.
Telepas dari permasalahan diatas, peneliti ingin mencari gambaran
yang kongkrit dan akurat mengenai manfaat peran serta tokoh masyarakat dan guru
pendidikan agama islam dalam membina akhlaq siswa sehingga dapat memberikan
kontribusi bagi keberhasilan pendidikan pada umumnya dan keberhasilan pembinaan
akhlaq.
Bertitik tolak dari latar belakang permasalahan diatas, menarik
sekali untuk diteliti lebih lanjut maka penulis mencoba merumuskan kedalam
judul penelitian : “ PENDIDIKAN AGAMA DARI ORANGTUA DI RUMAH HUBUNGANNYA DENGAN
AKHLAK SISWA DI SEKOLAH “ (penelitian di kelas V SDN cijawura Bandung).
B. Rumusan masalah
Berdasarkan pada pemaparan latar belakang di atas, penulis
merumuskannya sebagai berikut :
1.
Bagaimana
Pendidikan Agama dari orangtua dirumah
terhadap siswa kelas V SDN
Cijawura Bandung ?
2. Bagaimana Akhlak siswa di
sekolah kelas V SDN Cijawura Bandung ?
3. Bagaimana Hubungannya antara Pendidikan Agama
dari orangtua dengan akhlak siswa di sekolah Kelas V SDN Cijawura Bandung ?
C. Tujuan Dan
Kegunaan Penelitian
Sejalan dengan rumusan masalah di atas, maka penelitian ini
bertujuan untuk :
1.
Mengetahui
realita Pendidikan Agama dari orangtua di rumah
terhadap siswa kelas V SDN Cijawura Bandung.
2.
Mengetahui
realita Akhlak siswa di sekolah siswa kelas V SDN Cijawura Bandung.
3.
Mengetahui
realita Hubungan antara Pendidikan Agama dari orangtua di rumah dengan akhlak
siswa di sekolah pada siswa kelas V SDN Cijawura Bandung.
Adapun kegunaan
penelitian adalah :
1.
Memberikan
masukan kepada orangtua tentang pentingnya pendidikan agama terhadap akhlak
anak.
2.
Memberikan
kepada pengelola pendidikan dan kepada instansi pemerintah agar memperhatinkan
akidah siswa agar kelak anak didik lebih beriman.
3.
Untuk
mengetahui pelaksanaan Pendidikan Agama dari orangtua dan guru Pendidikan Agama
Islam dalam membina akhlaq Siswa di SDN Cijawura Bandung
4.
Untuk
mengetahui hambatan dalam Pendidikan Agama dari orangtua dan guru Pendidikan
Agama Islam dalam membina akhlaq Siswa di SDN Cijawura Bandung
D. Kerangka Pemikiran
Pendidikan agama merupakan Pokok dari semua ilmu pengetahuan, agar
berakhlaq mulia maka harus mengenal Allah SWT. Tidak mengenal Allah sama halnya
dengan tidak beriman, walaupun berpengetahuan tinggi tapi ia akan bertindak
tidak tahu arah, tidak sesuai dengan aturan agama islam, ia akan mempunyai
akhlaq yang tidak baik. Agar terciptanya manusia dan masyarakat Indonesia
termasuk generasi muda yang tepat guna dalam menghadapi kemajuan ilmu
pengetahuan dan tekhnologi yang semakin maju maka perlu adanya bimbingan dan
pembinaan terhadap pendidikan agama dari orangtua di rumah.
Pendidikan agama dari orangtua di rumah merupakan suatu kewajiban untuk mendidik, mengarahkan dan mengasuh agar
menjadi Individu yang sholeh dan berakhlak mulia. Peranan orang tua mendidik
dalam rumah tangga sangat penting karena dalam keluarga seorang anak mula-mula
memperoleh bimbingan dan pendidikan dari orang tuanya.
Jika diperhatikan akhir-akhir ini banyak sekali bentuk aktivitas
anak yang menyimpang yang tidak sesuai dengan norma-norma susila maupun
norma-norma agama, seperti perkelahian, penyalahgunaan obat-obatan terlarang
dan kriminal. Jadi kenalkanlah anak dengan berbagai dinamikanya yang terjadi
selama ini mutlak menuntut perhatian serta usaha penaggulangnnya dari berbagai
pihak, yaitu orangtua, sekolah dan masyarakat. Usaha ini tidak bisa dilakukan
secara sepihak melainkan harus ada kerjasama yang harmonis dan seimbang.
Kerjasama dimaksud ialah melakukan suatu usaha yang ditangani oleh berbagai pihak
yaitu orang tua dan guru pendidikan agama islam .
Akhlak adalah sebagai budi pekerti atau kelakuan. Dalam Bahasa Arab
kata akhlak (akhlaq) di artikan sebagai tabiat, perangai, kebiasaan, bahkan
agama. Meskipun kata akhlak berasal dari Bahasa Arab, Kebanyakan kata akhlak
dijumpai dalam hadis. Satu-satunya kata yang ditemukan semakna akhlak dalam al
Qur'an adalah bentuk tunggal, yaitu khuluq. Menurut
Imam Gazali, akhlak adalah keadaan yang bersifat batin dimana dari sana lahir
perbuatan dengan mudah tanpa dipikir dan tanpa dihitung resikonya. Sedangkan
ilmu akhlak adalah ilmu yang berbicara tentang baik dan buruk dari suatu
perbuatan.
Mengingat kedudukan dan peranan guru pendidikan agama islam dalam
pembinaan Akhlaq siswa memiliki posisi yang strategis dalam hubungan ini Allah
SWT berfirman dalam Al-Qur`an Ali Imron ayat 104.
Artinya : ”Dan hendaklah ada diantara kamu segolongan umat yang
menyeru kepada kebajikan, menyuruh kepada yang ma`ruf dan mencegah dari yang
munkar, merekalah orang-orang yang beruntung.” (Al-Qur`an dan terjemahnya,
Departemen Agama RI, 1984 : 93)
Peran serta orang tua terhadap pembinaan akhlaq anak memiliki
posisi yang strategis, mengingat kedudukan orang tua adalah merupakan
penaggungjawab pendidikan yang pertama dan utama. Hal tersebut menunjukan bahwa
keberhasilan dalam membina akhlaq sangat ditentukan oleh adanya pembinaan
mental yang dilakukan melalui pendidikan dalam keluarga terhadap akhlak siswa
di sekolah.
Keberadaan setiap variabel yang terangkum dalam penelitian ini
harus ditentukan terlebih dahulu untuk pendalaman teori melalui indikator variabel
masing-masing. untuk pengumpulan data pada variabel X diarahkan pada : Pendidikan
Agama dari orangtua di rumah. (Abidin Nata, 1996 : 154).yaitu :
1.
Pendidikan
2.
Latihan
3.
Pembinaan
4.
Perjuangan
keras dan sungguh – sungguh
Sedangkan pada variabel Y, Akhlak siswa di sekolah kelas V SDN
Cijawura Bandung. Undang – Undang No. 20 Tahun 2003 tentang sistem pendidikan
nasional, tujuannya yaitu:
1.
Beriman
dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa
2.
Berakhlak mulia
3.
Sehat
4.
Berilmu
5.
Budi
pekerti
6.
Kreatif
7.
Mandiri
8.
Menjadi
warga negara yang demokratis serta bertanggungjawab.
Berdasarkan pemikiran di atas, maka kerangka logis mengenai
Pendidikan Agama dari orang tua dirumah hubungannya dengan Akhlak siswa di
sekolah dapat di gambarkan dengan menyajikan skema sebagai berikut :
Pendidikan
Agama dari orangtua di rumah
( Variabel X
)
|
|
Akhlak siswa
di sekolah kelas V SDN Cijawura Bandung
( Variabel Y
)
|
v
Indikator Pendidikan
Agama dari orangtua di rumah :
1.
Pendidikan
Agama
2.
Latihan
3.
Pembinaan
& Bimbingan
4.
Perjuangan keras dan sungguh – sungguh
|
v
Indikator
Akhlak siswa di sekolah:
1.
Beriman
dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa
2.
Berakhlak mulia
3.
Sehat
4.
Berilmu
5.
Budi
pekerti
6.
Kreatif
7.
Mandiri
8.
Menjadi
warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.
|
E. Hypotesa
Hipotesis adalah jawaban yang bersifat sementara terhadap masalah
penelitian yang kebenaranya masih lemah, sehingga harus di uji secara empiris, hipotesis
berasal dari kata “hypo” yang berarti dibawah dan “thesa” yang berarti
kebenaran. Jadi, hipotesis adalah proporsi yang masih bersifat sementara dan
masih harus diuji kebenarannya (Yaya Suryana & Tedi Priyatna, 2009:149).
Permasalahan yang akan diteliti adalah Pendidikan Agama dari orangtua di rumah
Hubunganya dengan Akhlak siswa di sekolah. oleh karena itu, penelitian ini akan
di pusatkan pada dua variabel, yaitu Pendidikan Agama dari orangtua di rumah
yang dijadikan variabel X, dan Akhlak siswa di sekolah sebagai variabel Y.
Berdasarkan pada uraian di atas maka dapat ditarik asumsi bahwa
perubahan Akhlak siswa di sekolah salah satunya dipengaruhi oleh pembinaan
Pendidikan Agama dari orangtua dirumah. atau dengan kata lain Pendidikan Agama
dari orangtua di rumah merupakan salah satu faktor yang dapat mempengaruhi
Akhlak siswa di sekolah. oleh karna itu penelitian ini bertolak dari hipotesis
“ Semakin tinggi Pendidikan Agama dari orangtua dirumah maka semakin tinggi
Akhlak siswa di sekolah.
Untuk menguji hipotesis tersebut diatas, dirumuskan hipotesis
statistik sebagai berikut:
Ho : ρ = 0 (Tidak terdapat hubungan positif antara pendidikan agama
dari orangtua di
rumah dengan akhlak
siswa di sekolah)
Ha : ρ > 0 ( Terdapat hubungan positif antara pendidikan agama
dari orangtua di
rumah dengan akhlak
siswa di sekolah)
Pengujiannya menggunakan analisis korelasi dan regresi. Untuk
menguji signifikasi koefesien korelasi digunakan uji “t” pada taraf signifikasi
5% dengan ketentuan apabila (t) hutung lebih kecil dari (t) tabe, maka
hipotesis nol diterima dan artinya tidak terdapat korelasi yang signifikan
antara pendidikan agama dari orangtua dengan akhlak siswa di sekolah,
sebaliknya apabila (t) hitung lebih besar dari (t) tabel, maka hipotesis
alternatif ( kerja atau penelitian) diterima dan artinya terdapat korelasi yang
signifikan antara pendidikan agama dari orangtua dengan akhlak siswa di
sekolah. Pernyataan tersebut dapat dirumuskan sebagai berikut:
Jika t hit ≥ t tab berarti Ho ditolak (Ha diterima)
Jika t hit ≤ t tab berarti Ho diterima (Ha ditolak)
F. Langkah-langkah Penelitian
Adapun langkah-langkah penelitian yang digunakan penulisan adalah
sebagai berikut:
1.
Jenis Data
Data adalah serangkaian fakta yang dibentuk atau disusun
berdasarkan kerangka berpikir dan metode tertentu, yaitu kerangka perpikir
ilmiah (Yaya Suryana & Tedi Priyatna, 2009:164) berdasarkan atas dua, yaitu
data kualitatif dan data kuantitatif. Data kualitatif adalah data yang tidak
berbentuk bilangan. Sedangkan data kuantitatif adalah data yang berbentuk
bilangan.
Dalam penelitian ini jenis data yang dikumpulkan untuk memecahkan
masalah yang ada, dengan menggunakan data kualitatif (menggunakan data dengan
teknik observasi dan wawancar) juga data kuantitatif (angket) yang hasilnya
diteliti dengan menggunakan analisis statistik. oleh karna itu, penulis memilih
data kuantitatif yang diserahkan kepada seluruh siswa kelas V SDN Cijawura
Bandung, yaitu mengenai pendidikan agama dari orangtua di rumah hubunganya
dengan akhlak siswa di sekolah. Data ini akan di analisis dengan analisis
statistik.
2.
Sumber Data
Data yang digunakan terdiri atas data primer dan data sekunder.
Data primer diperoleh dari responden (siswa) sedangkan data sekunder diperoleh
dari orangtua, kepala sekolah, guru agama, dan staf tata usaha. Dalam hal ini
juga akan ditentukan :
a.
Lokasi
Pelaksanaan penelitian dilaksanakan di SDN Cijawura yang berlokasi
di jalan cijawura, Kecamatan Buahbatu
Kota Bandung. Penentuan lokasi didasarkan pada fakta penulisan menemukan
permasalahan yang akan diteliti juga tersedian berbagai sumber data yang diperlukan.
b.
Populasi
Populasi adalah keseluruhan subjek/objek yang mempunyai kualitas
dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan
kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2009:61). Populsi ini adalah seluruh
siswa kelas V SDN Cijawura yang berjumlah 152 orang. Apabila subjek penelitian
kurang dari 100 orang, maka semua subjek penelitian dijadikan objek penelitian
dan dinamakan penelitian populasi (Suharsimi, 2006:134).
c.
Sampel
Sampel adalah contoh yang dianggap mewakili populasi atau cerminan
dari keseluruhan objek yang diteliti (Yaya Suryana & Tedi Priyatna,
2009:176). Apabila subjek penelitian lebih dari 100 orang maka dapat di ambil
sampel dari populasi tersebut yaitu 10% - 15% atau 20% - 25% atau lebih.
Dari populasi yang berjumlah 124 siswa tersebut diatas diambil
beberapa sampel untuk dijadikan subjek penelitian. mengacu pendapat diatas maka
diambil sampel prosentase 25% sehingga sampelnya adalah 26% x 124 =32,24 dibulatkan menjadi 33 orang.
Tabel 1
Keadaan Populasi dan Sampel
No
|
Kelas
|
Jumlah
populsi
|
Jumlah sampel
|
Keterangan
|
1
|
V
|
124
|
33
|
Sampel yang
diambil 33 orang
|
Jumlah
|
33 orang
|
3.
Metode & Teknik Pengumpulan Data :
a.
Metoda
Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan metoda penelitian yang
berusaha menggambarkan dan menginformasikan objek sesuai dengan apa adanya.
Dalam penelitian ini peneliti menggunakan metode deskriptif, yaitu metode yang
diarahkan untuk memecahkan masalah dengan cara memaparkan atau menggambarkan
apa adanya hasil penelitian.
b.
Teknik
Pengumpulan Data
Data yang terkumpul terdiri dari data kualitatif dan data
kuantitati. Untuk data kualitatif dengan teknik sesuai dengan data yang
diangkat, seperti :
1.
Angket
Angket adalah instrumen pengumpulan data yang digunakan dalam
teknik komunikasi tak langsung, artinya responden secara tidak langsung
menjawab daftar pertanyaan tertulis yang dikirim melalui media tertentu (M.
Subana, 2000:30). Pengumpulan data melalui angket ini penulis lakukan terhadap
sejumlah responden dari sampel yang akan diteliti yaitu siswa-siswi kelas V SDN
Cijawura Bandung. Angket dalam penelitian ini berisi pertanyaan-pertanyaan
sesuai dengan indikator pada variabel X dan Y yang akan diteliti.
Jumlah item angket dalam penelitian ini adalah 15 buah, dengan
setiap item angket disediakan alternatif 5 jawaban berjenjang. untuk pertanyaan
positif tiap option a = 5, b = 4, c = 3,
d = 2, e = 1. sedangkan untuk pertanyaan negatif setiap option memiliki nilai
sebaliknya yaitu a = 1, b = 2, c = 3, d = 4, e = 5.
2.
Observasi
Observasi merupakan teknik pengamatan dan pencatatan sistematis
dari fenomena-fenomena yang diselidiki (Yaya Suryana & Tedi Priyatna,
2009:193). Obsevasi yaitu dengan melakukan pengamatan yang dijadikan lokasi penelitian
guna mendapatkan data yang diperlukan. Maka peneliti melakukan observasi kepada
siswa siswi kelas V SDN Cijawura Bandung. cara ini dilakukan untuk memperoleh
data tentang fakta-fakta yang langsungndapat diamati dilikasi penelitian
tentang kondisi objektif penelitian yang meliputi keadaan staf pengajar,
prilaku siswa di sekolah, keadaan siswa terhadap guru disekolah, dan terutama
pada saat PBM dikelas.
3.
Wawancara
Wawancara adalah pengumpulan data yang digunakan untuk memperoleh
informasi langsung dari sumbernya (M. Subana, 2000:29). Dengan teknik ini
penelitian bisa memperoleh data yang tidak bisa didapatkan melalui propesi
observasi, dengan wawancara bisa menjaga objektifitas data dan fakta yang
dihasilkan melalui responden, juga informasi yang berhubungan langsung dengan
permasalahan yang sedang diteliti.
Wawancara ini dilakukan penulis dengan sumber data sebagai sumber informasi
yaitu orangtua, guru bidang studi pendidikan agama islam, wali kelas, kepala
sekolah serta pada sejumlah siswa. Teknik ini juga memudahkan penelitian untuk
mendapat gambaran yang jelas tentang akhlak siswa di sekolah kelas V SDN
Cijawura, juga pelaksanaan perilaku sehari hari di sekolah.
4.
Analisis Data
Analisis data digunakan sesuai jenis data yang dikumpulkan yaitu
data kualitatif dan data kuantitatif. Data kuantitatif akan diolah dengan
teknik statistik sedangkan data kualitatif diolah dengan teknik logika. Adapun
langkah-langkah yang ditempuh dalam analisis statistik tersebut sebagai berikut
:
a.
Analisis
parsial indikator
Untuk menjawab variabel X dan variabel Y dilakukan indikator tiap
item dengan rumusan sebagai berikut :
1)
Analisis
perindikatoran
Untuk variabel X dengan rumus:
Mean Indikator X=
Untuk variabel Y dengan rumus:
Mean indikator Y=
(Hasan Gaos, 1993:177)
Hasil perhitungan rata-rata
per-indikator tersebut akan diinterpestasikan kedalam skala penilaian sebagai
berikut:
0,51-1,50
|
Sangat rendah
|
1,51-2,50
|
Rendah
|
2,51-3,50
|
Cukup
|
3,51-4,50
|
Tinggi
|
4,51-5,50
|
Sangat tinggi
|
(Suharsimi
Arikanto, 2006:247)
b.
Uji
Normalitas Data
Uji normalitas masing-masing variabel dengan langkah-langkah
sebagai berikut :
a)
Menyusun tabel distribusi frekuensi masing-masing variabel, dengan
langkah-langkah sebagai berikut:
(1) Mencari
rentang skor (R), dengan rumus:
R = (H –L) +
1 (Sudjana,
2002: 47)
(2) Mencari kelas interval (Ki) dengan rumus:
K = 1 + 3,3
log n (Sudjana,
2002: 47)
(3) Mencari
panjang interval (P), dengan rumus:
P = R : K (Sudjana,
2002: 47)
b) Mencari tendensi sentral (kecenderungan posisi),
dengan langkah-langkah sebagai berikut:
(1).
Menentukan nilai mean (X), dengan rumus:
X=
(Sudjana,
2002:70)
(2). Menentukan Median (Me), dengan rumus:
Me = b + p
(Sudjana,
2002:79)
(3). Menentukan Modus (Mo), dengan
rumus:
Mo = b + p
(Sudjana,
2002:77)
c). Membuat tabel distribusi frekuensi observasi dan
espektasi untuk memperoleh harga-harga normalitas
Z hitung
d). Mencari harga Chi kuadrat (X2) dengan
rumus:
X2 =
(Sudjana,
2002:273)
e). Menentukan derajat kebebasan (dk), dengan rumus:
Dk = k-3
f). menentukan nilai Chi kuadrat (X2) dari daftar tabel dengan taraf
signifikasi 5 %
c.
Penafsiran Variabel
1. Variabel X ( Pendidikan agama dari orangtua dirumah)
Hasil uji
tendensi sentral (mean, median, modus) akan ditafsirkan dengan standar sebagai
berikut:
Angka
|
Predikat
|
80 – 100
70 – 79
60 – 69
50 – 59
0 - 49
|
Sangat baik
Baik
Cukup
Kurang
Gagal
|
(Muhibbin Syah, 2004: 153)
2. Variaberl Y (Akhlak siswa disekolah)
4,51
– 5,50
|
Sangat
tinggi
|
3,51
– 4,50
|
Tinggi
|
2,51
– 3,50
|
Cukup
|
1,51
– 2,50
|
Rendah
|
0,51
– 1,50
|
Sangat
rendah
|
Hasil uji
tendensi sentral (mean, median, modus) akan ditafsirkan dengan skala normal
absolut sebagai berikut:
(Anas Sudijono, 2008:96)
Catatan :
Jika data berdistribusi normal, maka penafsirannya (CUKUP) dilihat
meannya saja; tetapi jika data berdistribusi tidak normal, (HARUS) dilihat
ketiga tiganya, yaitu mean, median dan modusnya
d.Analisi Korelasi & Pengaruh
Setelah kedua variabel dianalisis secara terpisah, maka
langkah-langkah selanjutnya adalah menganalisis hubungan antara variabel X
dengan variabel Y. sebagai berikut :
1)
Menguji linearitas regresi dan dari kedua variabel,
dengan langkah sebagai berikut:
(Sudjana,
1996:315)
2)
Uji Linearitas regresi, dengan langkah-langkah sebagi
berikut:
a)
Menghitung jumlah kuadrat regresi a, yaitu : JK (a) =
b)
Menghitung jumlah kuadrat regresi b terhadap a dengan
rumus:
JK (b/a) =
c)
Menghitung jumlah kuadrat residu, dengan rumus:
JKr =
d)
Menghitung jumlah kuadrat kekeliruan yang akan
dihitung dengan menggunakan regresi b, dengan rumus:
JK(kk)
=
e)
Menghitung jumlah kuadrat ketidakcocokan, yaitu:
JKtc = JKr -
JKkk
f)
Menghitung derajat kebeasan kekerliuran dengan rumus:
Dbkk = n - k
g)
Menghitung derajat kebebasan ketidakcocokan:
Dbtc = k – 2
h)
Menghitung rata-rata kuarat kekeliruan dengan rumus:
RKkk = JKkk
: dbkk
i)
Menghitung ketidakcocokan kuadrat derajat rumus:
RKtc = JKtx
: dbtc
j)
Menghitung F ketidakcocokan dengan rumus:
Ftc = RKtc :
RKkk
k)
Menghitung F dengan taraf kepercayaan 5%
l)
Pengujian regresi dengan ketentuan:
(1)
Jika Ftc hitung F tabel = regresi linier
(2)
Jika Ftc hitung F tabel = regresi tidak linier
3)
Menghitung koefisien korelasi, dengan ketentuan
sebagai berikut:
Jika kedua
variabel berdistribusi dan regresinya linier, maka rumusnya yang digunakan
adalah rumus product moment, yaitu:
(Sudjana, 1996:369)
Bila tidak
normal atau tidak linea, maka digunakan pendekatan rang spearman, yaitu:
4)
Uji hipotesis dengan langkah-langkah sebagai berikut:
Menghitung
nilai t hitung, yaitu:
(Sudjana,
1996:369)
Dalam hal ini
digunakan prinsip pengujian, apabila harga t hit < t tab pada taraf
signifikasi 95% dan derajat keabsahan (dk = N – 2) hipotesis diterima,
sedangkan dalam keadaan yang lain hipotesis ditolak.
5)
Menafsirkan nilai r (korelasi) dengan menggunakan
kriteria sebagai berikut:
0,00 – 0,20 =
Tidak ada korelasi
0,21 – 0,40 =
Korelasi rendah
0,41 – 0,60 =
Korelasi sedang
0,61 – 0,80 =
Korelasi tinggi
0,81 – 1,00 =
Korelasi sempurna
6)
Menentukan besarnya pengaruh hubungan variabel X dan Y
a)
Derajat tidak ada korelasi (k) dengan rumus:
K =
b)
Ramalan besarnya pengaruh (E) dengan rumus:
E = 100 (1- k) (Hasan
Gaos, 1983:118)
DAFTAR PUSTAKA
Anas Sudijono
2003 Pengantar Statistik Pendidikan, Raja
Grafindo Persada, Jakarta
Bukhari Umar.
2010 Ilmu Pendidikan Islam.
, Amzah, Jakarta
Daradzat Zakiyah.
1993 Pendidikan Islam dalam Keluarga dan Sekolah, Rosdakarya,
Bandung
Muhibbin
Syah
2003 psikologi
belajar, Rajawali Press, jakarta
Murip Yahya
2009 Pengantar
pendidikan, Prospect, Bandung
M. Subana
2005 Statistik
Pendidikan, CV. Pustka Setia, Bandung
Suharsimi Arikanti
2006 prosedur penelitian, Rineka Cipta, bandung
Soekarno
1983
Sejarah dan Filsafat Pendidikan Islam, Akasar, Bandung.
Yaya Suryana & Tedi Priatna
2009 Metodologi
penelitian Pendidikan, Azkia Pustaka Utama, Bandung.
Zuhairini.
1893
Metodik Khusus Pendidikan Agama Islam, Usaha Nasional Surabaya.
OUT LINE
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL
DAFTAR LAMPIRAN
BAB I PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang Masalah
B.
Perumusan Masalah
C.
Tujuan Penilitian
D.
Kerangka Pemikiran
E.
Hipotesis
F.
Langkah-langkah Penelitian
BAB II : ANALISIS TEORITIK TENTANG PENDIDIKAN AGAMA, ORANGTUA, DENGAN AKHLAK SISWA
A.
Pendidikan agama dari orangtua
1.
Pengertian Pendidikan
Agama
2.
Objek Pendidikan
Agama
3.
Jenis-jenis Pendidikan
Agama
4.
Indikator Pendidikan
Agama
B.
Orangtua
1.
Pengertian
Orangtua
2.
Materi
Orangtua
3.
Metodologi Orangtua
C.
Akhlak siswa
1.
Pengertian Akhlak
2. Faktor
yang mempengaruhi Akhlak siswa
3. Indikator
Akhlak
D.
Hubungan Antara Pendidikan
Agama dari orangtua Dengan Akhlak Siswa
1.
Pendidikan agama dari orangtua
sebagai komponen utama keberhasilan pada
akhlak siswa
2.
Akhlak siswa dipengaruhi oleh Pendidikan agama dari orangtua
BAB III LAPORAN HASIL PENELITIAN
A.
Kondisi Objektif Lokasi Penelitian
B.
Realitas Pendidikan
Agama Dari Orangtua Di Rumah
C.
Realitas Akhlak
Siswa Kelas V SDN Cijawura Bandung
D.
Realitas Hubungan antara Pendidikan Agama dari Orangtua di
rumah dengan Akhlak siswa di sekolah
BAB IV PENUTUP
A.
Simpulan
B.
Implikasi
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN-LAMPIRAN
KISI KISI PENELITIAN
PENDIDIKAN AGAMA DARI ORANGTUA DI RUMAH HUBUNGANNYA DENGAN AKHLAK
SISWA DI SEKOLAH
(Penelitian Terhadap Siswa Kelas V SDN Cijawura Bandung)
No
|
Pokok Bahasan
|
Indikator
|
Sumber
|
TPD
|
No. Item
|
1
|
Pendidikan Agama Dari Orangtua Di Rumah
|
1.Pendidikan Agama
2.Latihan
3.Pembinaan &
Bimbingan
4. Perjuangan keras dan sungguh – sungguh
|
S
I
S
W
A
|
A
N
G
K
E
T
|
1,2,3
4,5,6
7,8,9,10,11,12,
13,14,15,16,17
18,19,20
|
2
|
Akhlak Siswa Di Sekolah
|
1.Beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa
2.Berakhlak
mulia
3.Sehat
4.Berilmu
5.Budi pekerti
6.Kreatif
7.Mandiri
8.Menjadi warga negara yang demokratis serta
bertanggung jawab.
|
Dokumen pada guru kelas, guru bidang studi PAI
|
Menyalin dokumen
|
|
3
|
Kondisi Objektif
|
Lokasi sekolah
rumah, data murid dan data guru
|
Kepsek, guru kelas, guru PAI, orangtua
|
Observasi, Wawancara
|
|
PENDIDIKAN AGAMA DARI ORANGTUA DI RUMAH HUBUNGANNYA DENGAN AKHLAK
SISWA DI SEKOLAH
(Penelitian Terhadap Siswa Kelas V SDN Cijawura Bandung)
USULAN RENCANA PENELITIAN
(PROPOSAL SKRIPSI)
Diajukan
untuk :
TUGAS
AKHIR DAN UAS
MATA
KULIAH
METODE
PENELITIAN PENDIDIKAN
(KUANTITATIF)
Dosen
Pengasuh :
YAYA
SURYANA
-oOo-
Disusun
Oleh:
YULIA SYARIFAH
No.
Pokok: 1211202271
(Semester
III Kls B Kualifikasi)
PROGRAM
S1 KUALIFIKASI PRODI PAI
FAK.TARBIYAH
DAN KEGURUAN
UIN
SGD BANDUNG
BANDUNG
2012